CEMPEDAK(Arthocarpus chamoeden)
Cempedak banyak ditanam pada pekarangan rumah maupun kebun petani. Areal pengembangan di kabupaten Kapuas terdapat di menyebar hamper di seluruh wilayah Kecamatan , pada aderah pasang surut yang terutama adalah di Kecamatan Basarang desa Tarung Manuah. Luas areal pengembangan di Kabupaten Kapuas pada tahun 2009 mencapai luas sekitar 1.523 ha.
Bentuk buahnya lonjong silindris dan berwarna cokelat atau agak kemerahan. Kulit buahnya berduri kecil dan relatif halus dsn lunak. Panjang buah antara 18-34 cm, diameter 10-20 cm, dan berat rata-rata 2,5-4 kg.
Cempedak memiliki beberapa jenis, diantaranya cempedak local(biji kecildaging buah tebal dan berbiji agak besar dengan daging buah agak tipis), nangka cempedak (nangkadak). Dan yang paling banyak dikenal oleh masyarakat adalah cempedak lokal, yang memiliki bentuk lonjong silindris dengan warna colat atau agak kemerahan, memiliki bau yang harum. Daging bahnya lunak dan mudah hancur, tipis, kaya serat, dan berwarna kuning gading hingga kemerahan, kadang-kadang bewarna putih sampai merah jambu tua, serta memiliki rasa yang manis.
Kandungan yang terdapat dalam cempedak adalah energi, protein, lemak, karbohidrat, kalsium, zat besi, fosfor, kalium, vitamin C dan A, serta air, sehingga buah ini memiliki kegunaan: (1) Sebagai konsumsi penunjang diet; (2) Mengurangi resiko stroke; (3) Menyehatkan mata.
Selain dikonsumsi buahnya, kulit buah cempedak juga di olah menjadi lauk (mandai) oleh sebagian besar masyarakat yang bermukim di Kalimantan Tengah. Mandai sebelum di manfaatkan di fermentasikan dahulu lalu di goreng dan memiliki cita rasa yang khas dan manis sebagai lauk untuk makan nasi.
Potensi areal luas dan produktivitas yang tinggi menyebabkan tanaman ini setiap musim panen produksinya melimpah dan harga jualnya semakin melemah dan rendah. Peluang usaha yang menguntungkan adalah mengkondisikan tanaman cempedak dapat berbuah di luar musim atau di awal musim buah, sehingga memiliki nilai jual yang kompetitif.