Jumat, 30 Juli 2010

Kuburan


Akhir dari siklus hidup setiap manusia adalah di liang kubur. Hal inilah yang seharusnya tersedia bagi semua umat manusia yang masih hidup. Kuburan merupakan tempat penantian terakhir didunia sambil menunggu saat penghakiman. Kiamat merupakan rahasia Ilahi dan sampai kapanpun hanya Tuhan yang tahu.
Penetapan lokasi makam ini merupakan hasil kesepakatan antara tokoh-tokoh desa Kajar yang kala itu dipimpin oleh Kepala Desa Kasmuri Pujomartono. Semangat untuk memgadakan tanah makam timbul karena penolakan komunitas Muslim terhadap kuburan campuran antar umat beragama lainnya.
Tanah desa /bengkok desa yang berupa sawah di daerah "genengan" menjadi lokasi kubur kristen dan agama non islam.
Pembangunan pendopo makam di bangun oleh swadaya warga bernama Bapak Darmo Utomo pada tahun 2009.
Adapun beberapa nama yang telah menempati kubur ini antara lain: Bulik Kesi(Sukesi), Pak Kabul, paklik Sudir, Yai Glimpun (Kasnawi), dll.
Tempat ini sungguh indah dan merupakan tujuan peristirahatan terakhir bagi siapa saja yang menginginkan di kubur disini. Semoga arwah mereka yang telah mendahului kita dapat diterima di akhirat bersama Allah Bapa di surga.Amin.

Dokar


Keunikan alat transportasi tradisional ini pada roda pedati yang berukuran besar dan terbuat dari pelat besi dan kayu jati. Model dan ukuran dokar banyak variasinya tergantung dari daerah asal pembuat dokar.Dokar yang ada di wilayah Pati berukuran agak besar di bandingkan dengan dokar daerah lain, bentuk dan ukuirannya sangat kokoh. Pada masa dahulu, alat transportasi yang diterik kuda ini merupakan sarana transportasi darat yang sangat dominan. Kepemilikan dokar menjadi simbol status sosisl bagi pemiliknya. Kuda sebagai penggerak memiliki peranan penting, sehingga binatang berkaki empat ini perlu perawatan khusus baik makanannya maupun tempat tidurnya. Gedokan jaran adalah nama jawa yang diberikan untuk rumah tempat tidur kuda, bentuknya menyerupai rumah panggung tapi berukuran kecil.Asesori kuda yang membuat gagah adalah kelintingan dari kuningan , bunyinya gemerincing saat kuda berlari.

Senin, 05 Juli 2010

Sunat




Hari yang menyakitkan itu telah tiba, tepatnya hari Senin tanggal 31 Juni 2010. Pagi-pagi sekali Marcellino Wicaksono sudah bangun tidur dan bergegas masuk kamar mandi untuk membersihkan badan. Sarapan pagi kesukaannya juga telah disiapkan telor goreng dan nasi putih juga dilahapnya sampai habis satu piring. Diantar papanya naik mobil katana dengan berbekal pakaian bersih dan sarung pinjaman menuju klinik kesehatan milik H. Dusi, SKM. Klinik kesehatan yang terletak di samping rumah itu terletak di Jalan Barito Kuala Kapuas. 4 kilometer adalah jarak dari rumah menuju klinik yang memiliki halaman yang cukup luas dan bersih ditempuh memakan waktu 15 menit . Sesampai di di klinik kesehatan di depan rumah sudah menunggu pemilik rumah dengan ramahnya.

Pagi itu menunjukkan pukul 07.30 wib, kegiatan operasi kecil ini dimulai. Kulihat Marcellino cukup tenang walaupun ada perasaan takut. Dengan penuh kasih sayang sang eksekutor mulai menjelaskan mekanisme standar dalam potong-memotong ujung kulit ini.

Hanya memakan waktu 30 menit, perhelatan akbar ini telah usai dan terpotong dengan suksesnya. Terlihat yang memotong dan terpotong sama-sama puas dengan hasil pekerjaannya, walaupun Marcellino agak sedikit meringis kesakitan.

Acara serah terima pekerjaan selesai dilakukan , kami berdua pamit untuk pulang kerumah dengan rasa puas.
Sehari setelah ini perban harus dilepaskan dari burungnya, dengan menahan sakit, meringis dan ngomel akhirnya perban dapat copot. Dokumentasi persunatan ini tidak ada, hal ini disebabkan saat mau memfoto dia malu dan mau menangis .
Seminggu kemudian si ujung kulit yang tidak terpakai udah mengering. Berwarna kecoklatan spotongan tersebut mulai rontok dan gatal. Hari ke Tujuh tersebut Lino sudah mulai keluar rumah untuk bertemu denga teman-temannya Gank Kurus Singgih,Isna,Rizki dan Zaka.