Minggu, 25 Agustus 2013

GEMPOL BERAS MARGOTUWU PATI

Apabila melintas di jalan raya antara kota Juwana dan tayu, terletak dipinggir jalan sebelah kiri, disekitarnya ada pepohonan randu dan kresen. Terlihat bangunan sederhana dari bambu dan beratapkan daun rumbia, seorang wanita sedang berjualan GEMPOL.Dihidangkan dalam gelas kaca yang bersih, berisi 5 potong gempol , air santan , air gula merah dan sirup merah. hidangan ini sengaja di jual pada siang hari, di harapkan dapat menghilangkan dahaga para pelancong ,aupun petani yang selesai bekerja di sawah. Harga (6 Agt 2013)yang tawarkan tidak terlalu mahal, hanya Rp. 2.000,-

PERANG ANTARA PATI DENGAN MATARAM TAHUN 1627 M

PERANG ANTARA PATI DENGAN MATARAM tahun 1627 M Penguasa Mataram setelah Panembahan Senopati wafat pada tahun 1601 M, di ganti oleh putranya Mas Jolang atau Sultan Anyakrawati kelak terkenal sebutan Sultan Seda Krapyak. Kemudian setelah Sultan Anyakrawati meninggal di ganti oleh putranya yaitu Raden Mas Anyokrokusuma. Cucu Panembahan Senopati ini menjadi Raja Mataram sangat terkenal tahun 1613 – 1645 M. Penguasa di Kadipaten pati jiga mengalami perubahan. Setelah Adipati Pragola I wafat karena usia tua, kekuasaan diserahkan putranya yaitu Adipati Pragola II. Cucu Ki Ageng Penjawi ini memerintah Kadipaten Pati dengan arif bijaksana sehingga rakyatnya merasa aman sejahtera. Adipati Pragola II mempunyai istri bernama Raden Ajeng Tulak atau Ratu Mas Sekar yg merupakan Adik Sultan Agung. Adipati Pragola II adalah adik ipar Sultan Agung Anyokrokusuma yang sama-sama merupakan keturunan Prabu Brawijaya Raja Majapahit. Adipati Pragola II dalam nenjalankan roda pemerintahan di Kadipaten Pati mendapat dukungan penuh dari enam tumenggung. Ke enam tumenggung tersebut yaitu, Tumenggung Mangunjaya, Ki Kenduruan, Ramananggala, Tohpati, Sawunggaling, dan Sindurejo. Mereka telah bersumpah setia untuk membela buni Pati hingga titik darah penghabisan. Ketika Mataram sedang memusatkan perhatian menyusun kekuatan untuk menggempur daerah Surabaya, Adipati Pragola II berselisih dengan pembesar di Jepara. Perselisihan tersebut hingga memuncak dan sang Adipati Pragola mengirim ke enam Tumenggung ke Jepara untuk menyelesaikannya. Keesokan harinya dengan seribu prajurit tempat kediaman penguasa Jepara di porakporandakan hingga rata dengan tanah. Patih Jepara Ki Laksana marah atas peristiwa tersebut dan pergi melapor ke penguasa Mataram. Ki Laksana sampai di Mataram di terima oleh Tumenggung Endranata. Patih Ki Laksana melapor bahwa Adipati Pragola Pati akan memberontak Mataram. Pada pisowahan agung di kerajaan Mataram, yg bersamaan dengan hari raya, dihadiri oleh para punggawa kerajaan dan para pimpinan antara lain dari Bagelan, Grobogan, Kudus, Kalinyamat, Demak, dan Lasem. Satu-satunya yg tidak hadir adalah Adipati Pragola II dari Kadipaten Pati. Ketidak hadiran Adipati Pragola II dalam pisowahan karena alasan yg sama seperti Adipati Pragola I ayahnya,yang beranggapan bahwa Pati dan Mataram itu sedrajat. Mengetahui adik iparnya tidak hadir Sultan Agung marah besar dan menanyakan pada raden Purbaya,belum sempat menjawab sudah di dahului oleh Tumenggung Endranata, bahwa Adipati Pragola II akan memberontak Mataram, bahkan Adipati Pragola II sudah menginventasisasi berbagai senjata untuk menggulingkan Raja Mataram. Mendengar itu Sultan Agung murka dan beberapa hari kemudian memerintahkan untuk menggempur Pati. Persiapan dilakukan molai dari penunjukan para pimpinan, persenjataan, dan perbekalan selama perang. Sebagai Senapati Mataram untuk menyerang Pati ditunjuk Tumenggung Alap-alap. Akhirnya Sultan Agung memutuskan Pati di serbu. Pati diserbu dari tiga penjuru, yaitu arah timur, selatan dan barat. Ratusan ribu prajurit Mataram dikerahkan untuk menghancurkan Pati. Kadipaten Pati memang dianggap oleh Sultan Agung yg paling kuat karena satu-satunya wilayah yg belum terkalahkan. Pasukan dari arah timur dipimpin Adipati Martalaya yg membawahi kumpulan prajurit gabungan wilayah mancanegara. Kekuatan pasukan dari arah timur kurang lebih seratus ribu prajurit, pasukan ini mendirikan barak di sekitar Pakuwon Juana. Pasukan Mataram dari arah selatan dipimpin oleh Pangeran Madura yg membawahi ptajurit Kedu, Begalan dan Pamijen, pasukan ini mendirikan tenda-tenda perkemahan di kaki Gunung Kendeng sekitar daerah Cengkalsewu sebelah selatan Pati. Pasukan dari arah barat dipimpin oleh Pangeran Sumedang yg membawahi pasikan khusus berkuda,pasukan ini mendirikan barak di sekitar wilayah Matraman Margorejo sebelah barat Pati. Adipati Pragola II mengetagui wilayah Pati sudah di kepung rapat oleh pasukan musuh.,ia tetap tegar dan tidak akan mundur selangkah pun. Apalagi seluruh rakyat Pati mendukung untuk mempertahankan kedaulatan rakyat Pati hingga titik darah penghabisan. Semua prajurit Kadipaten Pati sudah siap siaga menempati pos-pos pertahanan yg sudah ditentukan. Para punggawa Kadipaten Pati juga tidak tinggal diam, mereka memimpin laskar andalan yg terdiri dari prajurit-prajurit terlatih. Ketika Bende Kyai Becak berbunyi memberi tenggara maju pasukan Mataram dari berbagai penjuru molai serentak menyerbu Pati. Saat itu juga prajurit Pati menghadang dengan beraninya sehingga terjadi peperangan yg seru. Prajurit Pati yg dipimpin oleh Tumenggung Kenduran menghadang musuh dari arah selatan, korban dari kedua belah pihak saling berjatuhan, prajurit yg dipimpin Tumenggung Mangunjaya dan Tumenggung Tohpati menghadang musuh dari arah timur. Adipati Pragola II memimpin langsung prajurit menghadang musuh yg masuk dari arah barat. Tumenggung Sindurejo dan Tumenggung Sawunggaling ikut berperang di sisi sebelah barat. Dalam pertarungan Adipati Pragola II terluka namun ia tetap melanjutkan pertempuran,lawan yg menghadang diterjang,yg lari diburu, dalam pengejaran musuh di sekitar sumber mata air sani, tiba-tiba kuda sang Adipati mendadak berhenti tidak mau berlari. Adipati Pragola II luka parah dan akhirnya wafat pada hari Jum’at Wage tanggal 4 Oktober 1627 M. Adipati Pragola II rela berkorban hingga titik darah penghabisan, Adipati gugur di medan perang untuk mempertahankan wilayah dan kedaulatan negeri Pati. Namanya harun dikenang dan diagungkan oleh masyarakat Pati. Adipati Pragola II dimakamkan di Dukuh Sani Desa Tamansari Kecamatan Tlogowungu Kabupaten Pati. Sumber: babat kutho Pati,critane simbah,buyut,canggah

DO'A SYAFAAT KEBAKTIAN KRISTIANI

DOA SYAFAAT KEBAKTIAN LINGKUNGAN
Ya Tuhan Allah Bapa Kami yang bertahta didalam kerajaan surge, Terima kasih untuk hari yang indah, yang Engkau karuniakan kepada kami. Betapa bahagianya hati kami mengetahui, bahwa hari ini kami masih diberikan nafas kehidupan dan mengagumi alam ciptaanMu, serta berkarya di dunia ini. Ya Tuhan Allah Bapa Kami, Bersama dengan jemaatmu yang hadir pada kebaktian ini, Kami berdoa untuk Bangsa dan Negara kami Indonesia, Kami berdoa bagi Presiden, beserta jajaran kabinetnya, sampai kepala-kepala daerah yang sedang memimpin saat ini . Berkati dan pimpinlah mereka sesuai dengan tugas dan fungsinya, sehingga mereka bisa memimpin dengan adil dan benar yang akan membuat rakyat hidup damai, aman dan makmur. Allah, Bapa yang penuh kasih setia, Kami bersyukur kepadaMu atas bimbingan dan kasihMu Berkati dan pimpinlah masing-masing rumah tangga kristiani yang ada. Semoga kebahagiaan ,kemakmuran dan kedamaian senantiasa hadir dalam keluarga kami sekarang dan nanti. Sehingga keluarga Kristiani yang bahagia ini, dapat menjadi suri tauladan dan menjadi terang dan garam dunia di tiap-tiap lokasi dimana mereka tinggal. Tolong berkati dan sertai anak-anak yatim piatu, janda- duda, orang tua lanjut usia, orang-orang yang bermasalah dengan hukum atau terpenjara, serta sesama kami yang memiliki fisik dan psikis yang kurang sempurna atau terganggu jiwanya, semoga mereka juga memperoleh kehidupan yang layak dan kebahagiaan seperti lainnya. Berkati mereka yang sedang sakit, mengalami kesusahan, kekecewaan, kegagalan, dan lain-lain.dengan penyertaan Tuhan agar hidupnya diubah dan dipulihkan. Berkati mereka yang sedang menganggur dan membutuhkan pekerjaan yang layak. Berkati sesama kami, yang sedang dilanda musibah, bencana, dan kemiskinan agar ada pemulihan dalam hidup mereka. Berkati juga mereka yang sedang membutuhkan pasangan hidup sehingga Tuhan berikan yang sepadan dan bisa membangun rumah Tuhan dengan masa depan cerah. Demikian juga mereka yang sedang dalam proses perceraian ataupun terjadi perselisihan antara suami dengan istri , agar Tuhan bisa kembali mempersatukan mereka dengan kasih. Berkati anak-anak kami yang saat ini pada masa pertumbuhan , sedang sekolah dari Play Grup hingga perguruan tinggi, Ooo…Tuhan tolong sertai dan bimbing mereka agar selalu memperoleh roh hikmat dan kepandaian, sehingga kelak mereka bisa berhasil dalam kehidupannya. Selain itu kami juga berdoa untuk anak-anak muda yang sedang krisis identitas dan sedang mencari jati diri, terlibat pergaulan bebas, godaan roh-roh jahat bahkan minuman keras, narkoba ,sabu-sabu, perjudian Tolong dan berkati mereka agar hidup mereka dipulihkan melalui pertobatan dan kembali ke jalan yang benar. Allah Bapa Kami yang kami kenal melalui Yesus Kristus, Berkati dan pimpinlah para pendeta-vikaris, penginjil, penatua- diakon- guru sekolah minggu-pekerja harian gereja serta pihak-pihak yang bekerja di Ladang Tuhan .Tolong berkati dan sertai tugas pelayanan mereka dari kota hingga pelosok negeri ini, dari negeri kami hingga ke seluruh pelosok dunia.. Dengan membawa kabar baik, berita keselamatan, dan pemulihan bagi mereka , banyak jiwa-jiwa sesat yang terselamatkan, dan dunia ini dipenuhi oleh suka cita akan cinta kasih melalui pengajaran Injil Mu. Demikian doa syafaat kami pada saat ini, selanjutnya bersama-sama jemaatMu yang hadir dalam kebaktian ini akan menyampaikan DOA BAPA KAMI , sebagai berikut : Bapa kami yang di surga, …………..( Amin)

Senin, 19 Agustus 2013

FALSAFAH GESANG TIYANG JAWI

FALSAFAH GESANG TIYANG JAWI 1. AJA ADIGANG, ADIGUNG, ADIGUNA Jangan sok kuasa, sok besar, sok sakti. 2. MEMAYU HAYUNING BAWANA, AMBRASTA DUR HANGKARA Manusia hidup di dunia harus mengusahakan keselamatan, kebahagiaan dan kesejahteraan; serta memberantas sifat angkara murka, serakah dan tamak. 3. SURA DIRA JAYA JAYANINGRAT, LEBUR DENING PANGASTUTI segala sifat keras hati, picik, angkara murka, hanya bisa dikalahkan dengan sikap bijak, lembut hati dan sabar. 4. NGLURUK TANPA BALA, MENANG TANPA NGASORAKE, SEKTI TANPA AJI-AJI, SUGIH TANPA BANDHA Berjuang tanpa perlu membawa massa. Menang tanpa merendahkan atau mempermalukan. Berwibawa tanpa mengandalkan kekuasaan, kekuatan,kekayaan atau keturunan. Kaya tanpa didasari kebendaan. 5. DATAN SERIK LAMUN KETAMAN, DATAN SUSAH LAMUN KELANGAN Jangan gampang sakit hati manakala musibah menimpa diri. Jangan sedih manakala kehilangan sesuatu. 6. AJA GUMUNAN, AJA GETUNAN, AJA KAGETAN, AJA ALEMAN Jangan mudah terheran-heran. Jangan mudah menyesal. Jangan mudah terkejut-kejut. Jangan mudah ngambeg, jangan manja. 7. AJA KETUNGKUL MARANG KALUNGGUHAN, KADONYAN LAN KEMAREMAN Janganlah terobsesi atau terkungkung oleh keinginan untuk memperoleh kedudukan, kebendaan dan kepuasan duniawi. 8. AJA KUMINTER MUNDAK KEBLINGER, AJA CIDRA MUNDAK CILAKA Jangan merasa paling pandai agar tidak salah arah. Jangan suka berbuat curang agar tidak celaka. 9. AJA MILIK BARANG KANG MELOK, AJA MANGRO MUNDAK KENDO Jangan tergiur oleh hal-hal yang tampak mewah, cantik, indah; Jangan berfikir mendua agar tidak kendor niat dan kendor semangat. 10. URIP IKU URUP Hidup itu Nyala, Hidup itu hendaknya memberi manfaat bagi orang lain disekitar kita, semakin besar manfaat yang bisa kita berikan tentu akan lebih baik.

Rabu, 14 Agustus 2013

Kembang TEMBELEKAN Pink sungguh menawan namun bau banget

Sungguh menawan jenis bunga yang satu ini, memiliki bentuk bunga yang kecil-kecil dan warna yang indah. Namun jangan terlalu dekat jika ingin menikmati keindahan bunga ini, Kenapa? Bunga yang di juluki dengan nama kembang tembelekan , akan mengeluarkan aroma yang khas dan kurang sedap bila terhirup oleh hidung. Bau yang di keluarkan oleh enzim dari kelopaknya menyerupai (maaf") kotoran ayam yang masih hangat-hangatnya. Selain mudah di budidayakan tanaman ini juga mampu untuk mengusir beberapa jenis hama tanaman, misalnya hampangau/walang sangit.

Kembang RIRIBANG alias bunga pagar

Tumbuh liar di pekarangan dan pagar di sekitar rumah di desa Kajar Kecamatan Trangkil Kabupaten Pati, Bila sedang mekar berbunga , sungguh menawan bila di pandang mata, dengan warna bunga yang merah dan juntaian putik yang menyerupai tali. Mahkota bunga yang mekar dengan bentuk yang unik. Kontras dengan dedaunan pagar yang berwarna hijau, bunga riribang akan menarik perhatian siapapun untuk memandang dan memetiknya. Namun pada saat ini bunga riribang sudah jarang di jumpai di pagar rumah di pedesaan. Hal ini karena masyrakat banyak membangun pagar dengan konstruksi beton. Kelak, keindahan bunga riribang akan menjadi kenangan indah.

Syeh Jangkung alias SARIDIN tokoh legendaris dari KAYEN PATI.

Syeh Jangkung alias Saridin
Di lereng pegunungan Kapur KENDENG tepatnya di daerah Kayen Kabupaten Pati, tersebutlah seorang pemuda desa yang lugu dan bersahaja, bernama Saridin(nama Kecil) kelak setelah dewasa menjadi SYEH jangkung.
Nama Saridin sudah melegenda secara regional bahkan internasional (setelah ada Internet!). Wilayah Demak Kudus Pati Juwono Rembang, atau yang sering dilafadzkan sebagai Anak Wedus Mati Ketiban Pedang.
Saridin seorang sakti, namun lugunya tidak ketulungan, sehingga (seakan) tidak menyadari kesaktiannya.
Dia pernah membunuh kakak iparnya, karena sang kakak sering mencuri durian miliknya. Saat itu kakaknya menyamar menggunakan pakaian harimau, sehingga Saridin tidak mengenali. Dengan sekali tombak, matilah sang ipar. Saat ditanya oleh petugas, Saridin mengaku tidak membunuh kakaknya, melainkan membunuh harimau yang mencuri duriannya. Meskipun jika pakaian harimau dibuka, Saridin tau bahwa itu kakak iparnya. Kalo secara hukum, Saridin tidak bersalah, karena membela miliknya, dan tidak menyadari kalo harimau itu adalah kakaknya. Namun demikian, Saridin tetap harus dipenjara.
Untuk memasukkan ke penjara bukan hal mudah, karena Saridin ngotot tidak bersalah. Akhirnya Adipati Jayakusuma, pemimpin pengadilan, menggunakan kalimat lain, bahwa Saridin tidak dipenjara, melainkan diberi hadiah sebuah rumah besar, diberi banyak penjaga, makan disediakan, mandi diantarkan. Akhirnya Saridin bersedia. Sebelum dipenjara, Saridin bertanya apakah boleh pulang kalo kangen anak dan istrinya. Petugas menjawab: "boleh, asal bisa" Dan terbukti beberapa kali Saridin bisa pulang, keluar dari penjara di malam hari dan kembali lagi esok harinya. Karena Adipati jengkel, Saridin dikenai hukuman gantung. Tapi saat digantung para petugas tidak mampu menarik talinya karena terlalu berat. Saridin menawarkan ikut membantu, dijawab oleh Adipati: "boleh, asal bisa". Dan karena ijin itu Saridin lepas dari talinya, lalu ikut menarik tali gantungan.
Adipati semakin murka, dan menyuruh membunuh Saridin saat itu juga. Sebuah tindakan putus asa seorang penguasa.
Saridin melarikan diri sampai ke Kudus, yang lalu berguru pada Sunan Kudus. Di sini Saridin tidak berhenti menunjukkan kesaktiannya, malah semakin menonjol. Saat disuruh bersyahadat oleh Sunan Kudus, para santri lain memandang remeh pada Saridin, apa mungkin Saridin bisa mengucapkannya dengan benar. Tapi yang terjadi sungguh di luar dugaan semua orang. Saridin justru lari, memanjat pohon kelapa yang sangat tinggi, dan tanpa ragu terjun dari atasnya. Sampai di tanah, dia tidak apa-apa. Semua pada heran pada apa yang terjadi. Sunan Kudus menjelaskan, bahwa Saridin bukan cuma mengucapkan syahadat, tapi seluruh dirinya bersyahadat, menyerahkan seluruh keselamatan dirinya pada kekuasaan tertinggi. Kalo sekedar mengucapkan kalimat syahadat, anak kecil juga bisa.
Namun Saridin masih tetap dilecehkan oleh para santri. Saat ada kegiatan mengisi bak air untuk wudlu, Saridin bukannya diberi ember, malah diberi keranjang. Tapi dengan keranjang itu pula Saridin bisa mengisi penuh bak air. Saat Saridin mengatakan bahwa semua air ada ikannya, tidak ada yang percaya. Akhirnya dibuktikan, mulai dari comberan, air kendi sampai air kelapa, ketika semua ditunjukkan di depan Saridin, semua ada ikannya. Akhirnya Saridin diusir oleh Sunan Kudus, harus keluar dari tanah Kudus.
Saridin yang ternyata murid dari Sunan Kalijaga ini bertemu lagi dengan gurunya. Saridin diperintahkan untuk bertapa di lautan, dengan hanya dibekali 2 buah kelapa sebagai pelampung. Tidak boleh makan kalo tidak ada makanan yang datang, dan tidak boleh minum kalo tidak ada air yang turun.
Pada akhirnya, Saridin dikenal sebagai Syeh Jangkung, yang makamnya di desa Landoh, Kayen, Pati. Saridin juga pernah tinggal di Dusun Landoh (Sebelah Timur desa Kajar Trangkil)dan memiliki beberapa petak sawah yg subur. Nah disini juga tak kalah seru ceritanya. Juga mengenai kerbau milik Saridin, yang semula sudah mati, tapi karena (konon) Saridin memberikan sebagian umurnya pada kerbau itu, jadinya kerbau itu hidup lagi. Pada saat Saridin meninggal, kerbau itu juga mati. Lulang (kulit) kerbau tersebut diyakini memiliki kekuatan magis. Barang siapa membawanya, maka tidak akan mempan senjata. Sampai saat ini para kolektor benda antik masih banyak yang memburu kulit ini, yang bernama Lulang Kebo Landoh.
Terlepas dari kisah mistis yang terjadi, satu hal yang dapat aku tarik dari kisah Saridin, keluguan justru menghasilkan pandangan yang tulus dan murni. Tidak seperti Adipati Jayakusuma dan Sunan Kudus, yang setiap keputusannya dibarengi dengan banyak kepentingan. Sumber : 1. Jagongan Rondan Kajar. 2. Tulisane Aryo. 3. Ketoprak Tonil nang Pak Kemat Trangkil.

Cuci Celana tidak pakai deterjen!

Aktivitas pekerjaan di tambak atau sawah memang mengasyikkan, lumpur dan tanah terkadang suka menmpel di pakaian termasuk di celana. Kapan lagi bisa bersih , kalau pakaian kotor itu tidak di kopyok di tambak? Hal inilah yang menarik .....mencuci celana tapi tidak pakai sabun/deterjen!

Panen Tambak Bandeng Kadilangu Trangkil

Pada saat matahari masih berada di atas ubun-ubun, serombongan petambak/nelayan berangkat menuju kearah pesisir pantai utara Kabupaten Pati. Dengan mengendarai sepeda motor dengan menenteng berbagai peralatan , seperti seser, jaring dan kranjang.Terpaan angin laut terasa kering dan panas berhembus kala itu, hanya topi kecil yang menutupi kepala. Teriknya panah dari sinar matahari terasa membakar kulit hingga berwarna kelam hitam. Tambak yang berlokasi di desa Kadilangu, terlihat sepi dan lenggang. hanya terlihat satu-dua sepeda motor yang melintas membawa hasil tambak. maklumlah, hari itu adalah hari terakhir uimat muslim berpuasa. Dengan bantuan mesin pompa , air tambak dengan ukuran 15 X 75 meter dapat terkuras dalam waktu 5 jam. Terlihat beberapa jenis ikan yang ada di permukaan air tambak, misalnya Bandeng, Mujair, Udang, Rengke, dll. Jumlah hasil panen tambak kali ini memang belum memuaskan , yaitu sebesar 76 kg ikan Bandeng, dan 75 kg ikan mujair.

Gadis Jawa Pantai Utara

Senyuman manis yang tersungging di bibir seorang gadis jawa, memang cukup mengesankan. Hal ini merupakan daya tarik dan anugerah Illahi yang di miliki oleh gadis kampung yang ada di Pelosok desa Pantai Utara Jawa Tengah. Dengan warna kulit yang agak gelap, menunjukkan banyaknya aktifitas yang dilakukan di luar ruangan seperti juga warna kulit orang tuanya.

Seni Ukir Kayu Antik

Dengan sentuhan tangan seniman, sepotong kayu yang tidak terlalu bernilai dapat menghasilkan nilai tambah. Dengan alat pahat dan palu dari kayu, berbagai bentuk binatang dapat di ciptakan. Tentunya dengan sentuhan keahlian dan cita rasa seni yang tinggi.

Selasa, 13 Agustus 2013

MAKAM KUNO ISLAM KAJAR PATI

Pagi itu cuaca cukup dingin, walau matahari telah muncul di ufuk timur, maklum lah saat itu tiba musim kemarau(bulan Agustus 2013). Semilir angin yang menerpa dedaunan jati mengeluarkan suara berisik, mengantar langkah kaki beranjak dari rumah menuju pemakaman umun muslim di desa Kajar Kecamatan Trangkil Pati Jawa Tengah. Rombongan pejalan kaki ini dipimpin oleh saudara tertua (Hajjah SOEGATIK )yang di belakangnya di ikuti oleh pungawa-pungawa (anak,adik & keponakan)dengan membawa uba rampai bunga segar dan bunga yang mengeluarkan aroma harum (melati dan mawar). Walau jarak antara rumah dan makam cukup jauh, namun perjalanan ini terasa cepat dan singkat. Canda tawa dan keakraban diantara keluarga ini terasa hangat dengan gurauan dan cerita-cerita yang diucapkan sepanjang jalan. Seasampainya di depan pintu gerbang makam ini, ada sosok seorang yang cukup lanjut usia menyambut rombongan penyekar ini. Adalah mBah Sanah “njendil” julukannya masa mudanya, merupakan juru kunci makam desa ini. Tanggung jawab keamanan , penataan, dan kebersihan makam ini adalah tanggung jawab beliau ini. Di sudut gapura terlihat sapu lidi yang sudah using, arit dan ekrag, peralatan tersebut adalah sahabat setia sang juru kunci.